Halo teman-teman semua! Buenos dias,
buenas tardes, buenas noches!
Aku mau cerita lagi, tapi ini bukan kisah aku melainkan temen. Namanya Kak Firman. Lengkapnya Firman Wahyu Fachreza. Dia dari daerah timur Pulau Jawa, Sidoarjo. Menurut aku, dia salah satu temen yang punya jiwa taruna, jiwa pejuang. Mari kita dengar ceritanya.
2015 merupakan tahun dia merasa terpuruk. Bagaimana tidak, dia tidak
diterima di perguruan tinggi dan dua sekolah kedinasan. Dua? Ya, saat itu belum
seperti tahun 2016 sampai sekarang yang hanya boleh mendaftar satu PTK. Dia memilih
untuk mendaftar Akademi Kepolisian dan Akademi Imigrasi. Nasibnya di Akpol
berakhir di pantukhir akhir di tingkat provinsi. Begitu pula di Akademi
Imigrasi, belum berhasil menembus tes Pengamatan Fisik dan Keterampilan. Dia
pun harus sabar menunggu tahun berikutnya untuk datang dan kembali berperang.
2016 tiba, salah satu institut terkemuka di Indonesia, Institus Teknologi
Sepuluh November (ITS), berhasil ia perjuangkan. Cukup begitu saja? Tidak, dia
kembali ke Cinere untuk mengikuti tes Politeknik Imigrasi lagi! Kenapa ke
Poltekim lagi, toh ITS kan sudah
sangat bagus? Gaes, menjadi taruna
adalah impiannya. Apalagi dengan ia masuk sekolah kedinasan akan sangat
meringankan beban orang tua yang sangat ia cintai, juga tidak perlu memikirkan
susahnya melamar pekerjaan setelah selesai pendidikan.
Sayang beribu sayang, kembali ia ke Surabaya dengan menangis, seperti kata
dia, “Cmn kalo boleh jujur saya waktu
pulang ke Surabaya isinya cmn nangis doang dek ga bisa ngapa ngapain.”. Ia
pun harus bertahan dalam perannya sebagai mahasiswa ITS hingga tahun 2017 ini. Mencoba lagi, dia
nekat gengs bolak-balik Jakarta Surabaya
demi fight di Poltekim untuk ketiga
kalinya, meski ia tahu betul dia tidak tahu bagaimana nasib akan membawanya tahun ini. Dia juga tahu betul, biaya yang tidak sedikit dikeluarkan orang tua untuk
membiayai transportnya. Rasa sayang
pada orang tua yang begitu dalam itulah yang memberinya semangat lebih untuk berjuang kali
ini. Akhirnya, usaha kerasnya demi Politeknik Imigrasi kini membuahkan hasil. Namanya
tercantum dalam pengumuman akhir 12 Juli 2017. Betapa bangga ia dan
keluarganya. Tekad kuat dan usahanya untuk menjadi seorang taruna Politeknik
Imigrasi memang tidak sia-sia. Menaikhajikan orang tua adalah mimpi setiap
anak, termasuk Kak Firman. Orang tua adalah motivasi terbesarnya berjuang dalam
pertarungan ini.
“Keep fight and believe your self” –Kak Firman
Alhamdulillah. Selamat, Kak Firman!
Syukur .udah rezeki dia itu berarti , semoga tahun depan setelah lulus sma bisa nyusul amin
ReplyDeleteSyukur .udah rezeki dia itu berarti , semoga tahun depan setelah lulus sma bisa nyusul amin
ReplyDeleteAamiin, semangat ya!
DeleteKa aku boleh minta line kaka?
ReplyDeletekak boleh minta id line nya ngak. atau buat grup gitu biar bisa konsultasi.
ReplyDeletekak boleh minta id line nya ngak. atau buat grup gitu biar bisa konsultasi.
ReplyDeletekak boleh minta id line atau wa nya kak Firman Wahyu Fachreza gk? mau tanya". help me please
ReplyDelete