Wednesday, July 26, 2017

Learn From Our Story (You have hopes!) II



Halo teman-teman semua! Buenos dias, buenas tardes, buenas noches!

Aku mau cerita lagi, tapi ini bukan kisah aku melainkan temen. Namanya Kak Firman. Lengkapnya Firman Wahyu Fachreza. Dia dari daerah timur Pulau Jawa, Sidoarjo. Menurut aku, dia salah satu temen yang punya jiwa taruna, jiwa pejuang. Mari kita dengar ceritanya.

2015 merupakan tahun dia merasa terpuruk. Bagaimana tidak, dia tidak diterima di perguruan tinggi dan dua sekolah kedinasan. Dua? Ya, saat itu belum seperti tahun 2016 sampai sekarang yang hanya boleh mendaftar satu PTK. Dia memilih untuk mendaftar Akademi Kepolisian dan Akademi Imigrasi. Nasibnya di Akpol berakhir di pantukhir akhir di tingkat provinsi. Begitu pula di Akademi Imigrasi, belum berhasil menembus tes Pengamatan Fisik dan Keterampilan. Dia pun harus sabar menunggu tahun berikutnya untuk datang dan kembali berperang.

2016 tiba, salah satu institut terkemuka di Indonesia, Institus Teknologi Sepuluh November (ITS), berhasil ia perjuangkan. Cukup begitu saja? Tidak, dia kembali ke Cinere untuk mengikuti tes Politeknik Imigrasi lagi! Kenapa ke Poltekim lagi, toh ITS kan sudah sangat bagus? Gaes, menjadi taruna adalah impiannya. Apalagi dengan ia masuk sekolah kedinasan akan sangat meringankan beban orang tua yang sangat ia cintai, juga tidak perlu memikirkan susahnya melamar pekerjaan setelah selesai pendidikan.

Sayang beribu sayang, kembali ia ke Surabaya dengan menangis, seperti kata dia, “Cmn kalo boleh jujur saya waktu pulang ke Surabaya isinya cmn nangis doang dek ga bisa ngapa ngapain.”. Ia pun harus bertahan dalam perannya sebagai mahasiswa ITS hingga tahun 2017 ini. Mencoba lagi, dia nekat gengs bolak-balik Jakarta Surabaya demi fight di Poltekim untuk ketiga kalinya, meski ia tahu betul dia tidak tahu bagaimana nasib akan membawanya tahun ini. Dia juga tahu betul, biaya yang tidak sedikit dikeluarkan orang tua untuk membiayai transportnya. Rasa sayang pada orang tua yang begitu dalam itulah yang memberinya semangat lebih untuk berjuang kali ini. Akhirnya, usaha kerasnya demi Politeknik Imigrasi kini membuahkan hasil. Namanya tercantum dalam pengumuman akhir 12 Juli 2017. Betapa bangga ia dan keluarganya. Tekad kuat dan usahanya untuk menjadi seorang taruna Politeknik Imigrasi memang tidak sia-sia. Menaikhajikan orang tua adalah mimpi setiap anak, termasuk Kak Firman. Orang tua adalah motivasi terbesarnya berjuang dalam pertarungan ini.

“Keep fight and believe your self” –Kak Firman

Alhamdulillah. Selamat, Kak Firman!
 
Pengumuman Akhir, 20001 Firman W Fachreza

7 comments:

  1. Syukur .udah rezeki dia itu berarti , semoga tahun depan setelah lulus sma bisa nyusul amin

    ReplyDelete
  2. Syukur .udah rezeki dia itu berarti , semoga tahun depan setelah lulus sma bisa nyusul amin

    ReplyDelete
  3. kak boleh minta id line nya ngak. atau buat grup gitu biar bisa konsultasi.

    ReplyDelete
  4. kak boleh minta id line nya ngak. atau buat grup gitu biar bisa konsultasi.

    ReplyDelete
  5. kak boleh minta id line atau wa nya kak Firman Wahyu Fachreza gk? mau tanya". help me please

    ReplyDelete