Halo! Good night, good morning, good afternoon,
buenos dias, buenas tardes, buenas noches! It’s been a really long time since the last time I posted so-beneficial
articles on my worth-visit blog. Hehe.
Okay, kali ini, aku mau
bicara sedikit (elah paan gaya lu)
mengenai pengalaman aku tentang SNMPTN 2016 ini. Bagi kalian siswa
seangkatanku, mungkin ada juga yang mengalami peristiwa ini, tapi mungkin juga
ada yang enggak.
SNMPTN.. hm.. Salah satu cara masuk perguruan tinggi negeri ini memang paling
mudah diantara yang lain. Kenapa aku bilang paling mudah?
1. Nilainya diambil
dari rapot
2. Kita tinggal
daftar online doang
3.
Kalau keterima
tinggal verifikasi ke kampus
4.
Tinggal
tiduran nggak usah belajar lagi
5.
Tinggal
tiduran nggak usah belajar lagi (2)
6.
Tinggal
tiduran nggak usah belajar lagi (3)
7.
Tinggal
tiduran nggak usah belajar lagi (n)
Mudah kan? Tetapi, usaha biar dapet kesempatan ini nggak
mudah loh gengs. Apalagi tiap sekolah
udah dikuota-in. Kita harus punya rapor yang nilainya naiiiik terus. Artinya
nilai kita saat kbm, ulangan, sampai ujian harus tambah bagus. Artinya lagi kita harus semakin rajin
belajarnya. Artinya lagi lagi kita juga harus baik-baikin guru, kasih tas yang
bagus kalo bisa. Hehe. Bercanda.
Nah, kalau kita masuk ke
kuota tersebut, seneng nggak? Seneng kan?
Eitsss.. Seneng boleh, tapi kalau kelewat seneng ya jangan. Soalnya.. soalnya apa hayo? Yup, b e l u m t e n t u l o
l o s (mendadak serem)
SNMPTN tahun ini bikin aku (dan sebagian lain yang
bernasib sama) merasa syok. Nih ya,
sekolahku tahun 2015 dapet juara #1 Nasional Sekolah Sehat, akreditasi sekolah
tertinggi, nilai integritas (kejujuran) juga tertinggi se-DIY. Tahun lalu yang
keterima di PT melalui SNMPTN juga banyaaak, tertutama untuk jurusanku, IPS,
tahun lalu aja 50% lebih. (Dih begaya,
sombong amat). Ya maaf deh. Jadi anak alim-bin-nggak-sombong terus bosen
juga kali. Tahu nggak? Dari 20 anak yang dapet kuota SNMPTN, cuma LIMA yang
lolos seleksi. Artinya, cuma lima yang masuk PTN tanpa ujian. Artinya lagi,
yang lain harus ikut SBMPTN. Kalian tahu nggak? 15 anak yang tidak lolos
tersebut memilih UGM sebagai pilihan pertama. Termasuk teman aku, L (demi
kenyamanan nama disamarkan). Nah, si L atau namanya Latif ini meskipun peraih
medali perak OSN Ekonomi Nasional yang nggak pernah absen dari daftar peringkat
5 besar kelas, kesayangan para guru termasuk kepsek, pujaan para wanita
termasuk pria, tetapi dia TIDAK lolos SNMPTN loh. Hiks.. Teman-temanku yang berprestasi lain juga tidak. Mereka yang
punya prestasi saja enggak lolos, apalagi aku, cuma seonggok kutil belalang,
ada aku atau enggak, gak bakal ngaruh buat sekolah. Gajugasih. Hehe.
Kalau tentang UGM yang ga nerima kelasku melalui jalur SNM, aku nggak tahu kenapa. Kata guru sih banyak kakak kelasku yang ninggalin UGM demi PTK. Hiks.
Ada kejadian juga di SMAN
3 Semarang, SMA nomor satu di Jateng, yang muridnya terkenal pinter-pinter, cuma
beberapa siswa aja yang lolos. Bahkan, untuk IPA reguler pada enggak lolos loh.
Mungkin kejadian-kejadian
itu cuma seujung upil kerbau yang nggak ada apa-apanya dibanding kerbaunya itu
sendiri. Lah.
Intinya adalah... aku
belum bisa nerima aku nggak lolos SNMPTN yang mengharuskanku belajar buat SBM.
HAHAHA. Belum lagi kalau..gimana kalau.. banyak lah pertanyaan-pertanyaan yang
nggak penting tapi dianggap penting kaya gitu.
Kalau kaya gini, mending
liat gebetan nembak cewek lain dari pada
nggak lolos SNMPTN.
Buat kalian yang lulus besok atau besoknya atau besoknya lagi, aku doain deh biar semua lancar nggak ada yang kaya gini lagi. dan buat yang lolos SNMPTN dengan besar hati sampe sebesar jidat aku, aku ucapin selamat yaa. hehe.
Salam.
0 comments:
Post a Comment