Tuesday, May 10, 2016

Mending ditinggal taken gebetan daripada... (cerita iri nggak lolos SNMPTN)

        
        Halo! Good night, good morning, good afternoon, buenos dias, buenas tardes, buenas noches! It’s been a really long time since the last time I posted so-beneficial articles on my worth-visit blog. Hehe.


        Okay, kali ini, aku mau bicara sedikit (elah paan gaya lu) mengenai pengalaman aku tentang SNMPTN 2016 ini. Bagi kalian siswa seangkatanku, mungkin ada juga yang mengalami peristiwa ini, tapi mungkin juga ada yang enggak.

         SNMPTN.. hm.. Salah satu cara masuk perguruan tinggi negeri ini memang paling mudah diantara yang lain. Kenapa aku bilang paling mudah?
1.     Nilainya diambil dari rapot
2.       Kita tinggal daftar online doang
3.       Kalau keterima tinggal verifikasi ke kampus
4.       Tinggal tiduran nggak usah belajar lagi
5.       Tinggal tiduran nggak usah belajar lagi (2)
6.       Tinggal tiduran nggak usah belajar lagi (3)
7.       Tinggal tiduran nggak usah belajar lagi (n)

        Mudah kan?  Tetapi, usaha biar dapet kesempatan ini nggak mudah loh gengs. Apalagi tiap sekolah udah dikuota-in. Kita harus punya rapor yang nilainya naiiiik terus. Artinya nilai kita saat kbm, ulangan,  sampai ujian harus tambah bagus. Artinya lagi kita harus semakin rajin belajarnya. Artinya lagi lagi kita juga harus baik-baikin guru, kasih tas yang bagus kalo bisa. Hehe. Bercanda.

Nah, kalau kita masuk ke kuota tersebut, seneng nggak? Seneng kan?

        Eitsss.. Seneng boleh, tapi kalau kelewat seneng ya jangan. Soalnya.. soalnya apa hayo? Yup, b e l u m  t e n t u l o l o s (mendadak serem)

       SNMPTN  tahun ini bikin aku (dan sebagian lain yang bernasib sama) merasa syok. Nih ya, sekolahku tahun 2015 dapet juara #1 Nasional Sekolah Sehat, akreditasi sekolah tertinggi, nilai integritas (kejujuran) juga tertinggi se-DIY. Tahun lalu yang keterima di PT melalui SNMPTN juga banyaaak, tertutama untuk jurusanku, IPS, tahun lalu aja 50% lebih. (Dih begaya, sombong amat). Ya maaf deh. Jadi anak alim-bin-nggak-sombong terus bosen juga kali. Tahu nggak? Dari 20 anak yang dapet kuota SNMPTN, cuma LIMA yang lolos seleksi. Artinya, cuma lima yang masuk PTN tanpa ujian. Artinya lagi, yang lain harus ikut SBMPTN. Kalian tahu nggak? 15 anak yang tidak lolos tersebut memilih UGM sebagai pilihan pertama. Termasuk teman aku, L (demi kenyamanan nama disamarkan). Nah, si L atau namanya Latif ini meskipun peraih medali perak OSN Ekonomi Nasional yang nggak pernah absen dari daftar peringkat 5 besar kelas, kesayangan para guru termasuk kepsek, pujaan para wanita termasuk pria, tetapi dia TIDAK lolos SNMPTN loh. Hiks.. Teman-temanku yang berprestasi lain juga tidak. Mereka yang punya prestasi saja enggak lolos, apalagi aku, cuma seonggok kutil belalang, ada aku atau enggak, gak bakal ngaruh buat sekolah. Gajugasih. Hehe.
Kalau tentang UGM yang ga nerima kelasku melalui jalur SNM, aku nggak tahu kenapa. Kata guru sih banyak kakak kelasku yang ninggalin UGM demi PTK. Hiks.

       Ada kejadian juga di SMAN 3 Semarang, SMA nomor satu di Jateng, yang muridnya terkenal pinter-pinter, cuma beberapa siswa aja yang lolos. Bahkan, untuk IPA reguler pada enggak lolos loh.
Mungkin kejadian-kejadian itu cuma seujung upil kerbau yang nggak ada apa-apanya dibanding kerbaunya itu sendiri. Lah.

      Intinya adalah... aku belum bisa nerima aku nggak lolos SNMPTN yang mengharuskanku belajar buat SBM. HAHAHA. Belum lagi kalau..gimana kalau.. banyak lah pertanyaan-pertanyaan yang nggak penting tapi dianggap penting kaya gitu.

      Kalau kaya gini, mending liat gebetan nembak cewek lain dari pada  nggak lolos SNMPTN.

Buat kalian yang lulus besok atau besoknya atau besoknya lagi, aku doain deh biar semua lancar nggak ada yang kaya gini lagi. dan buat yang lolos SNMPTN dengan besar hati sampe sebesar jidat aku, aku ucapin selamat yaa. hehe.
Salam.

0 comments:

Post a Comment